post-image

Life Update: Akhirnya Memutuskan Lanjut S2

23 Oktober 2022

Random

Read in English
Share on Twitter

Table of contents

Disclaimer

Artikel ini murni berasal dari pengalaman dan opini pribadi. Mungkin ada beberapa hal yang kurang relate dengan teman-teman pembaca, atau bahkan belum tentu valid 100%. Setidaknya ini bisa menjadi referensi bagi kalian dalam menentukan pilihan hidupšŸ˜.

Introduction

Cerita bermula ketika saya masih semester 2 saat masih kuliah S1 di tahun 2017. Saya ingat betul ada satu mata kuliah yang namanya Komputer & Masyarakat. Di matkul itu, saya belajar banyak soal etika ilmu komputer di Indonesia. Yang menarik bagi saya adalah dosen pengajar dari matkul ini adalah seorang IT Manager dari sebuah perusahaan asuransi di Gading Serpong.

Satu waktu, saya dan teman saya sempat berincang-bincang dengan pak dosen setelah kelas berakhir dan beliau menceritakan alasan kenapa beliau mau menjadi dosen sekalipun sambil bekerja fulltime sebagai IT Manager. Kurang lebih inilah jawabannya:

Saya justru sebenernya gak merasa mau jadi dosen awalnya. Saya cuma niat lanjut S2, eh taunya setelah lulus ternyata baru tau bisa jadi dosen buat mahasiswa S1. Gak gimana-gimana sih, saya tetep kerja sebagai IT Manager. Saya tetep bisa kok jadi dosen partime pas weekend kayak gini. Dan sebenarnya ini bentuk ā€œgiving backā€ saya ketika saya ngajar kalian-kalian ini.

Pernyataan beliau inilah yang menjadi cikal bakal ketertarikan saya untuk lanjut studi setelah lulus S1 saat itu.

Setelah lulus S1 tahun 2020 lalu, saya sempat bekerja di sebuah software house di Gading Serpong. Saat itu ada seorang senior sewaktu di kampus yang kebetulan juga bekerja di sana sebagai backend engineer. Namanya adalah ko Vincentius Kurniawan.

Singkat cerita, saya sempat ngobrol empat mata dengan beliau bertanya-tanya kenapa sih dia mau ambil S2 di Malaysia sebelum kerja dan sekarang malah jadi dosen parttime juga sambil kerja sebagai backend. Inilah jawaban dari beliau kurang lebih:

Orang itu kebanyakan mikir klo S2 cita-citanya kecil banget mentok jadi dosen. Padahal mereka ā€œmissā€ sesuatu bahwa jadi dosen itu sebenernya adalah privilege seumur hidup yang didapatkan setelah seseorang lulus S2. Jadi itu bukan tujuan akhir. Kan bisa, ā€œngedosenā€ itu jadi side hustle alternative, buat hobi, atau ya ā€œgiving backā€. Bisa kok kamu tetep kerja sebagai software engineer kayak biasa, pas weekend atau malamnya jadi dosen parttime. Double job kanšŸ˜.

Saya tahu bahwa beliau selain bekerja sebagai backend engineer, juga bekerja sebagai dosen parttime di kampus saya sewaktu S1. Dengan kata lain, ya dia bisa ā€œdouble jobā€. Weekdays kerja jadi backend engineer, weekend jadi dosen parttime.

Nah dari sinilah keinginan dalam diri saya semakin menguat untuk lanjut studi. Dan setelah saya resign dari kantor tersebut dan mendapatkan job baru di kantor yang sekarang, akhirnya saya memutuskan untuk lanjut kuliah S2 sambil bekerja.

Syukurlah saya mendapat rekan kerja yang suportif, bahkan CTO di tempat saya sekaranglah yang memberikan surat rekomendasi saya untuk lanjut studišŸ¤£. Sebagai informasi ya, saya masih tetap bekerja sebagai frontend engineer kok. Kebetulan di Binus (Information System graduate program) ada program online, jadi bisa deh kuliah di luar jam kerja. Tentunya dengan sistem WFH atau remote working ini menjadi satu benefit tersendiri bagi saya, jadinya gak perlu cape-cape ā€œcommutingā€. Yang perlu saya khawatirkan ketika kuliah hanyalah listrik dan koneksi internetšŸ˜‚

Nah, kurang lebih inilah penjelasan untuk alasan saya kenapa saya akhirnya memutuskan untuk lanjut S2 jurusan Sistem Informasi.

Gelar vs Sertifikat Biasa

Seorang teman lama sempat bertanya juga kepada saya, kenapa saya lanjut S2 sementara kan di luar sana banyak bootcamp dan bisa dapet sertifikat juga pula. Inilah jawaban dari saya.

Sebuah Bootcamp kurang lebih berlangsung sekitar 3-6 bulan. Di akhir program, peserta biasanya bisa klaim sertifikat sebagai bukti bahwa pernah mengikuti program Bootcamp dan menyelesaikan tugas akhir yang ditentukan. Tentu ini adalah hal yang sangat baik, karena ini bisa dipakai dan menjadi nilai lebih ketika apply pekerjaan.

Nah sekarang coba kita bandingkan dengan gelar S2 (dan ijazah tentunya). Biasanya untuk gelar master diperoleh dalam kurun waktu 1,5-2 tahun. Saya bisa mendapat gelar S2 ketika saya menyelesaikan tesis dan mempublikasikannya sebagai paper ilmiah. Ini juga bisa menjadi bukti bahwa saya telah menyelesaikan studi saya dan akhirnya nama saya tambah panjangšŸ¤£.

Bedanya apa? Seseorang dengan gelar S2 tentunya akan punya benefit yang lebih ā€œpowerfulā€. Ketika saya sudah lulus S2 nanti, saya punya otoritas untuk memberikan rekomendasi lanjut studi bagi teman atau saudara yang ingin lanjut studi S2 juga. Saya juga bisa menjadi dosen jika saya mau. Dan kebanyakan orang ketika lulus S2, mendapatkan promosi di pekerjaan fulltime mereka karena pasti akan ada ā€œrescalingā€ dari sisi gaji dan benefit di tempat kerja mereka (tergantung perusahaan).

Perlu diingat, bahwa orang yang lanjut S2 itu tidak berarti cita-citanya sempit hanya ingin menjadi dosen. Itu asumsi yang keliru. Menjadi dosen bukanlah tujuan akhir (kecuali ingin jadi akademisi), itu adalah sebuah privilege atau konsekuensi seumur hidup yang didapatkan seseorang setelah menyelesaikan studi S2. Tentu saja sangat memungkinkan bagi saya untuk menjadi seorang dosen partime tanpa harus meninggalkan pekerjaan saya sebagai frontend engineer. Ketika saya pensiun nanti, mungkin jadi dosen ini bisa jadi karir alternatif juga yang tentu bisa jadi sumber penghasilan tambahan.

Saya Bisa Belajar Lebih Banyak Hal

Di Bootcamp, peserta biasanya memilih kelas apa yang akan menjadi fokus mereka sampai akhir program tersebut. Misalnya, ada peserta yang ambil path Bootcamp Frontend Engineering selama 6 bulan. Dia akan fokus untuk belajar mengenai frontend engineering saja. Itu berarti, dia akan fokus belajar sesuai dengan preferensi kelas yang ia pilih.

Saya saat ini mengambil jurusan Sistem Informasi untuk S2. Cukup banyak mata kuliah yang harus diselesaikan sepanjang 1,5 tahun ke depan. Sekalipun masih satu rumpun dengan S1 saya (Informatika) dan pengalaman bekerja sebagai frontend engineer, tetapi di sini saya belajar banyak mengenai project management dan software architecture yang sebenarnya agak menyimpang dari skillset saya saat ini. Mengerti apa yang saya maksud di sini? Saya jadi harus belajar mata kuliah yang mungkin bukan preferensi saya atau bahkan saya kurang suka. Jangan salah tangkap, justru dengan ini saya bisa memperlebar pengetahuan saya dan pastinya akan menhindarkan saya dari mental block saya untuk memahami bidang lain.

Seorang teman ada yang bertanya kepada saya, ā€œLu kan S1 Informatika, kenapa ambil Sistem Informasi dah?ā€. Jawaban saya simpel karena saya sudah terlalu ā€œmuakā€ atau jenuh dengan hal-hal berbau teknis sepanjang kuliah S1 selama 4 tahun. Ditambah, saya sudah bekerja sebagai frontend engineer hampir 2 tahun. Sudah banyak hal teknis yang saya pelajari dan hadapi sehari-hari. Jadi, saya memutuskan untuk memperlebar skillset saya sekaligus mempersiapkan career path saya di masa depan, ya bisa dibilang saya ingin menjadi Tech Lead.

Inilah alasan kenapa saya ambil jurusan Sistem Informasi, sehingga ke depan saya bisa menjadi software engineer yang lebih product-minded. Siapa tahu kan dalam 2-3 tahun ke depan saya akhirnya bisa menjadi seorang frontend lead. Tentunya dengan ini saya harus improve skill komunikasi dan project management saya melalui kuliah S2 ini.

Networking di Universitas Terasa Berbeda

Sebenarnya networking ini bisa didapatkan di mana saja. Tapi entah kenapa bagi saya, networking di kampus itu terasa berbeda. Di Bootcamp, seseorang bisa dapat kenalan baru yang punya interset yang mirip atau bahkan sama sesuai dengan subject dari Bootcamp yang dipilih. Misalnya Bootcamp frontend, ya pasti circle pertemanan di situ hanya seputaran orang-orang frontend saja. Berbeda dengan kuliah, teman-teman saya bisa lebih ā€œdiverseā€ dari segi interest tesis atau background nya.

Contohnya sekarang ini, teman-teman kuliah saya berasal dari background yang cukup beragam, mulai dari Product Manager, SAP Consultant, IT Consultant, dan lain-lain. Ketika berbincang-bincang mengenai topik tesis, topiknya beragam pula, mulai dari computer security, project management, dan topik lainnya. Justru dengan perbedaan seperti ini saya bisa belajar lebih banyak dari lingkungan seperti ini.

Closing

Nah kurang lebih itulah penjelasan mengenai alasan saya lanjut S2 Sistem Informasi. Masih banyak sih yang mau diceritakan, tetapi agak sulit mengungkapkannya dalam bentuk tulisan artikel. Apakah perlu saya ceritakan ini di Twitter Space atau Podcast? Tolong invite saya sebagai pembicara tamu kalau enggak keberatanšŸ¤£.

Boleh banget kalau ada hal yang mau didiskusikan di sini, bisa tuliskan di kolom komentar di bawah ya.

Back To Articles Page
Home
Projects
Articles
About Me